Sabtu, 29 Oktober 2016


Jogjaku Idamanku
Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki keistimewaan dalam berbagai segi, seperti sejarah, sistem pemerintahan, maupun adat istiadat. Daerah ini memang tidaklah jauh dari Semarang, tetapi karena keterbatasan membuat angan-angan untuk berlibur di daerah ini hanyalah sekedar impian. Mungkin pengalaman ke Jogja merupakan pengalaman yang biasa, tetapi dimata saya itulah impian yang paling mahal dan sulit diwujudkan. Akhirnya, impian untuk berkunjung dan menghabiskan waktu di Jogja terwujud.
Liburan sebelum ujian akhir semester satu, merupakan saat yang berbahagia. Bisa dibayangkan sekian lama, hanya bisa melihat dan membayangkan Jogja dari layar televisi. Akhirnya, hal ini bisa terealisasikan untuk berkunjung dan menikmati indahnya Yogjakarta. Perjalanan ini menggunakan trasportasi umum yaitu bus. Selama kurang lebih dua jam perjalanan, akhinya sampailah di Yogyakarta.
Rencananya ingin mengunjungi banyak tempat di Jogja, karena tempat ini terkenal dengan banyak tempat yang indah yang menyuguhkan panorama alam. Namun, karena keterbatasan waktu hanya sebagian kecil tempat pariwisata yang dapat dikunjungi.  Pertama kali, yang dikunjungi adalah musium tiga dimensi De Mata. Kebanyakan musium hanya menyuguhkan deretan peristiwa-peristiwa penting dan napak tilas peristiwa bersejarah. Berbeda dengan musium tiga dimensi ini, musium ini menyuguhkan background untuk hunting foto. Karena tidak mengetahui lokasi musium dan ditambah cuaca disana sedang turun hujan. Hal yang pertama dilakukan adalah bertanya kepada masyarakat sekitar. Asal kita ketahui, masyarakat Jogja tetap menjaga keramahannya meskipun sekarang Jogja sudah berkembang menjadi kota besar. Pelajaran yang dapat di ambil, meskipun teknologi semakin pesat berkembang tetapi jangan sampai melupakan adat istiadat yang merupakan warisan dari leluhur. Sikap seperti inilah, membuat daya tarik wisatawan khususnya wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Indonesia semakin besar.
Musium tiga dimensi ini, memiliki lukisan jika difoto maka akan timbul tiga dimensi seperti kenyataan. Hal inilah yang membuat daya tarik untuk mengunjungi tempat ini. Perburuan fotopun dimulai, banyak foto yang dihasilkan dengan background yang unik. Alasannya karena banyak background merupakan tempat yang terkenal di dunia seperti Menara Eiffel, Tembok Besar Cina dll. Setelah cukup berburu foto, perjalanan dilanjutkan ke Monjali.  
Monumen Jogja Kembali atau yang sering disebut Monjali. Sampai disana malam hari, karena ingin mengunjungi lampion-lampion raksasa. Betapa indahnya tempat ini yang menyuguhkan warna warni lampu dan pertama kalinya melihat lampion-lampion besar berjajar dan menghiasi pelataran Monjali. Setelah cukup berburu foto, akhirnya perjalanan berlanjut ke Mallioboro. Malioboro terkenal dengan tempat berburu batik dan oleh-oleh khas Jogja. Selain itu, disini disuguhi banyak hasil kerajinan tangan seniman setempat. Sehingga akan puas untuk berbelanja dan menghabiskan malam ditemani dengan alunan musik jalanan khas Jogja. Banyak hal yang didapatkan di hari pertama ini, seperti di Malioboro banyak seniman yang menunjukan kreativitasnya dan menunjukan keunikan budaya serta para mahasiswa yang kreatif dan aktif untuk mengisi waktu luangnya yang produktif untuk mendapatkan penghasilan sampingan.
Perjalanan hari pertama selesai. Sebenarnya banyak tempat yang ingin dikunjungi seperti rencana ingin beribur di pantai nglambor tetapi karena keterbatasan alat transportasi akhirnya urung terlaksana. Untuk mengobati rasa kecewa itu perjalanan dilanjutkan ke kawasan Sunmor di UGM. Perjalanan ke Sunmor harus melewati kampus UGM. Pertama kalinya masuk Universitas bertaraf Internasional, dengan mahasiswa yang merupakan mahasiswa pilihan di seluruh Indonesia. Pola hidup mahasisiwa disini juga sangatlah sehat, di pagi hari ini mereka menghabiskan waktu untuk berolahraga maupun sekedar mengajak hewan peliharaan keluar dari kandangnya. Hal inilah yang membuat saya sadar betapa sehat itu penting. Akhirnya sampailah di Sunmor, tempat ini merupakan kawasan berbelanja maupun kuliner untuk mahasiswa. Banyak hasil kerajianan karya mahasiswa yang dijual disini, harganya juga tidak terlalu mahal. Keunikan tempat ini adalah meskipun banyak transaksi yang akan menghasilakan sampah, tempat ini tetap terjaga dari sampah. Butuh banyak orang yang sadar akan lingkungan untuk menciptakan iklim seperti ini.
Perjalanan berakhir di Sumor UGM, meskipun belum puas untuk mengekspor Jogja dengan keindahan alamnya. Waktulah yang memisahkan, dan akhirnya saya berpamitan dengan kota pelajar ini. Sejujurnya masih banyak keinginan untuk mengexplore lebih dalam lagi keindahan alam maupun tempat pariwisata di berbagai daerah di Indonesia khususnya Yogjakarta. Banyak tempat di Indonesia yang memiliki nilai sejarah maupun memiliki adat istiadat yang unik cukup untuk ditunjukan ke dunia, agar dunia tahu bahwasannya Indonesia kaya akan tempat yang indah dan bersejarah yang cocok untuk dikunjungi. Sehingga wisatawan akan tertarik mengunjungi Indonesia.  
 #AirportID #eijogja16 @airport_indo

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Life, My Choice Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez